Dalam dua ayat surat Al Baqarah, Allah memerintahkan bagi hamba-Nya untuk meminta pertolongan dengan bersabar dan mendirikan salat. Allah Ta’ala berfirman,
وَاسْتَعِينُواْ بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلاَّ عَلَى الْخَاشِعِينَ
“Jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu” (QS. Al Baqarah: 45).
Allah Ta’ala juga berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اسْتَعِينُواْ بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ إِنَّ اللّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar” (QS. Al Baqarah: 153).
Sabar adalah kunci keberhasilan
Syekh Muhammad bin Shalih al ‘Utsaimin Rahimahullah berkata, “Allah memerintahkan agar kita meminta pertolongan dalam setiap hal dengan bersabar dalam menghadapinya. Seorang hamba jika bersabar dan menunggu keberhasilan yang Allah berikan maka niscaya masalah yang dihadapinya akan menjadi ringan. Jika engkau mendapat suatu musibah maka engkau butuh bersabar dalam menghadapinya. Bersabarlah dan peganglah janji Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabda beliau,
واعلم أن النصر مع الصبر، وأن الفَرَج مع الكرب، وأنّ مع العسر يسراً
“Dan ketahuilah, sesungguhnya kemenangan itu beriringan dengan kesabaran. Jalan keluar beriringan dengan kesukaran. Dan sesudah kesulitan itu akan datang kemudahan” (HR. Ahmad, sahih) (Syarh Riyadhus Shalihin).
Ayat di atas menunjukkan secara khusus keutamaan sabar, karena sabar menjadi sebab datangnya pertolongan Allah dari berbagai penderitaan dan musibah. Para ulama menjelaskan bahwa kesabaran mencakup tiga hal; sabar dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah, sabar dalam meninggalkan maksiat, dan sabar dalam menghadapi takdir Allah (Tafsir Al Baqarah ayat 45).
Salat adalah sebab pertolongan berbagai permasalahan dunia dan agama
Syekh Muhammad bin Shalih al ‘Utsaimin Rahimahullah berkata, “Adapun salat maka akan menjadi penolong dalam setiap urusan dunia maupun agama, sehingga disebutkan dalam sebuah hadis,
أنه كان إذا حزبه أمر فزع إلى الصلاة
“Bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila mengalami sesuatu masalah serius, beliau segera melakukan salat” (HR. Abu Daud, hasan).
Allah telah menerangkan dalam kitab-Nya bahwa salat akan mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Jika seorang hamba meminta pertolongan dengan melakukan salat dalam setiap urusannya, maka Allah akan mudahkan baginya karena salat merupakan penghubung antara hamba dengan Rabb-Nya. Berhentinya aktifitas hamba kemudian melaksanakan salat, menjalin hubungan dengan Rabb-Nya, berdoa dan mendekatkan diri kepada Allah, dan disertai pula dengan amalan-amalan sunah yang dia lakukan saat salat tersebut, maka ini semua merupakan sebab salat yang dia lakukan menjadi pertolongan baginya” (Syarh Riyadhis Shalihin).
Penting menjadi catatan di sini, bahwa salat akan menjadi sebab pertolongan apabila dikerjakan secara sempurna, yaitu menghadirkan hati dan melakukan dengan sempurna perkara yang wajib dalam salat. Adapun salat umumnya kebanyakan manusia hari ini hanyalah salat sekadar gerak anggota badan tanpa disertai kehadiran hati. Apabila orang melaksanakan salatnya dengan lalai serta hatinya sibuk memikirkan hal lain, maka salat yang seperti ini tidak akan menjadi penolong baginya (Tafsir Al Baqarah ayat 45).
Faidah Ayat
Pertama. Petunjuk dan sekaligus perintah dari Allah agar seorang hamba meminta pertolongan kepada Allah dengan melakukan dua sebab ini yaitu sabar dan salat.
Kedua. Allah dalam ayat ini memanggil khusus kepada orang-orang yang beriman, menunjukkan betapa penting perintah Allah untuk bersabar dan melaksanakan salat. Meminta pertolongan dengan sabar dan salat adalah tuntutan dan konsekuensi keimanan seseorang.
Ketiga. Sabar adalah kunci datangnya pertolongan Allah dalam menghadapi musibah. Kesabaran mencakup tiga hal: sabar dalam taat, sabar dalam meninggalkan maksiat, dan sabar dalam menghadapi takdir buruk berupa musibah.
Keempat. Salat adalah sebab datanganya pertolongan Allah. Ibadah salat yang dimaksud adalah mencakup salat wajib dan juga berbagai salat sunah.
Kelima. Amal ibadah akan terasa berat bagi orang yang tidak khusyu, lebih-lebih lagi ibadah salat. Yang dimaksud orang yang khusyu di sini adalah orang beriman yang benar-benar menundukkan dan merendahkan diri terhadap perintah Allah.
Keempat. Penetapan sifat ma’iyyah bagi Allah, yaitu kebersamaan Allah dengan makhluk-Nya. Allah senantiasa bersama dengan orang-orang yang sabar dalam makna kebersamaan yang khusus, yaitu Allah senantiasa membantu dan memberi pertolongan kepada mereka. Ini merupakan berita gembira bagi orang-orang yang sabar.
Semoga bermanfaat. Allahu muwaffiq.
Comentarios