Turkeykarpet.com - Karpet hambal persia merupakan salah satu yang paling tua yang pernah ada di dunia. Saking tuanya, Iran dipercaya sebagai salah satu yang paling ahli dalam masalah pembuatan karpet hambal. Padahal masih terdapat karpet hambal khas lainnya salah satunya adalah khas dari Turki. Bagaimana sejarah dan berbagai informasi menarik lainnya seputar kerajinan yang telah dimulai sejak 2.500 tahun yang lalu ini?
Sejarah Karpet Persia
Karpet hambal dari Persia atau Iran dikenal sebagai salah satu yang paling berkualitas. Hal ini dapat dilihat dari ketebalan dan kepadatan tenunannya. Di masa lampau, permadani Persia ini sempat menjadi salah satu komoditas yang mengangkat perekonomian negeri Persia. Barang yang satu ini sering dijadikan sebagai oleh-oleh khas yang berkesan.
Karpet Iran sudah ada dan menjadi budaya turun-temurun yang diwariskan hingga kini sejak 2.500 tahun yang lalu.
Sehingga kebudayaan yang masih tetap dipertahankan meskipun telah berabad yang lalu ini dianggap sebagai salah satu yang telah disempurnakan tekniknya. Karena jarang ada suatu keterampilan yang dapat dipertahankan dalam waktu yang begitu lama.
“New York Times” sebagai salah satu kantor berita terkenal di dunia menganggap bahwa kerajinan dari Persia ini sebagai salah satu yang paling rumit dan intens di dunia.
Reputasi ini tentu tidak biasa dan mudah diraih. Sebabnya tentu saja oleh karena telah dikenal di seluruh dunia dalam hal kualitas dan kelasnya.
Karpet Persia sempat mengalami penurunan bahkan sampai tidak ada karpet yang bernilai tinggi pada tahun 1747, sesaat setelah Shah Persia meninggal dan ketika momen kampanye melawan Afghanistan, Turki, dan Rusia.
Kemudian pembuatan karpet Persia kembali berkembang dengan pedagang Tabriz mengekspor karpet ke Eropa melalui Istanbul pada kuartal abad ke-19.
Diantara banyak suku di Iran yang membuat karpet, jenis karpet Iran terotentik datang dari tenun suku Qashqa.
Proses pembuatan karpet dimulai dari mencukur bulu domba, mengumpulkan bulu domba, bulu domba/wol itu kemudian dibersihkan dan dipintal menjadi benang.
Kualitas benang wol tergantung pada jenis domba yang digunakan, iklim tempat penggembalaan domba, kondisi padang rumput sebagai makanan utama domba, dan waktu pencukuran.
Benang-benang tersebut kemudian diwarnai dengan cara merebus benang dengan pewarna alami dari tanaman dan serangga; seperti daun anggur, chamomile, kulit delima, nila dan cochineal. Setelah kering, baru benang-benang yang sudah melalui proses pewarnaan ditenun untuk menjadi sebuah permadani.
Menjelang akhir abad ke-19, investasi dan kapitalisasi oleh perusahaan lokal dan asing di negara Iran mendorong pengembangan industri karpet Persia baru yang ketenarannya melegenda.
Pendapatan Iran berasal dari penjualan karpet. Hingga hari ini karpet adalah komoditas ekspor Iran yang paling penting di samping minyak. Pada 1890-an, perusahaan-perusahaan asing berinvestasi dalam industri karpet Persia.
Kehadiran produk kerajinan ini terasa di bidang pengaturan dan organisasi, akuisisi bahan baku, termasuk wol dan zat pewarna, proses pencelupan dan tenun untuk menjamin standar kualitas.
Perusahaan juga mendorong desain yang lebih standar. Tekstil dan karpet Persia sangat dihargai oleh negeri-negeri jauh selama berabad-abad. Awalnya oleh raja-raja, kemudian oleh kelas menengah yang baru muncul. Kekayaan itu tetap bertahan pada karpet Persia saat ini.
Sumber : Luthfisajadah.com
Comments